- Nama: Earth Defense Forces 2 Portable
- Publisher: D3 Publisher
- Genre: Action
- Region: JPN
- Rilis: 2011-04-06
- Format: ISO
- Bahasa: Japanese
Baca Juga :
HIDUP ADALAH PERJALANAN
Baca Juga :
Prisma transforms your photos into artworks using the styles of famous artists: Munk, Pokemon go, Picasso as well as world famous ornaments and patterns. A unique combination of neural networks and artificial intelligence helps you turn memorable moments into timeless art.
Please free to contact us contact@prisma-ai.com
Using Poke Radar for Pokemon GO is extremely simple. You can view all of the nearby Pokemon in your area that have been discovered by your self and other players on the map, along with the times of day they were found.
If you’re trying to find a specific Pokemon’s location, you can quickly use the “Filter” feature to find the nearest one.
Since Poke Radar for Pokemon GO is driven by it’s community, it’s possible that there may not yet be Pokemon locations in your area when you first download the app. If this is the case, you can go out and mark the locations of Pokemon you’ve found to help other players in your area. When others view the location of the Pokemon locations you’ve marked, your trainer name will also be associated to aid your local trainer reputation. Everyone’s gotta catch’em all – so why not work together?
All Pokemon location submissions have the ability to be “Upvoted” or “Downvoted” by others. If a submission receives too many “Downvotes” it will be automatically removed from the map. Highly “Upvoted” locations will receive display priority on the map.
Want to use our app from a computer? Check out: www.pokeradar.io/
DISCLAIMER:
Poke Radar for Pokemon GO is in no way affiliate with or endorsed by the Pokemon brand, Niantic or Nintendo. This app has been built by fans, for fans who love the Pokemon GO game and wanted to create this separate assistant app to support it’s community.
Awal bulan Juni Si Ayah mendapat undangan workshop di India. Biasanya dia agak nggak enak sering pergi meninggalkan keluarga, karena dia tahu saya yang lebih seneng traveling, sementara dia yang lebih sering mendapat kesempatan untuk pergi. Tapi kali ini, dia nggak merasa bersalah pergi karena tahu India nggak masuk ke bucket list, destinasi impian saya. Sampai saat ini saya belum pengen ke India, cukup membaca atau mendengar ceritanya saja 🙂
Acara workshop tentang Citizen-Led Assesment ini cukup padat. Nino cuma punya waktu satu setengah hari untuk jalan-jalan, itu saja diorganisir oleh panitia. Karena itu dia malas bawa kamera besar (nggak besar-besar banget sih, wong ‘cuma’ mirrorless), apalagi bawa tripod. Dalam perjalanan ke India kali ini, Si Ayah hanya berbekal kamera poket lawas, Canon S-95. Tapi dasar pinter motret, dengan kamera poket pun dia bisa menghasilkan foto-foto keren (menurut istrinya, hahaha). Memang bener sih yang bilang: yang penting bukan gadget-nya, tapi the man behind the camera.
Worskhop dilaksanakan di kota Aurangabad, distrik Maharashtra. Kota ini bisa ditempuh 1 jam naik pesawat dari Mumbai. Di sini ada beberapa atraksi wisata yang cukup menarik, antara lain: Bibi Ka Maqbara (Mini Taj Mahal), Ellora Cave dan Daulatabad Fort. Tak lupa Nino juga mengabadikan desa-desa yang dia kunjungi. Dengan bidikan lensanya, senja di pengkolan kampung di India sana pun tampak indah 😉 Saya senang bisa mendapat oleh-oleh foto suasana India yang berbeda dari yang biasa saya lihat di blog teman-teman traveler.
Selamat menikmati!
“Have you been to Taj Mahal?”
“No.”
“Then go. If you’ve been to Taj Mahal, no use going there.” Di Aurangabad, Maharashtra, ada Taj Mahal mini, sebutan resminya Bibi Ka Maqbara. Kalau pernah ke Taj Mahal asli, melihat edisi KW ini nggak bakalan terkesan. Alhamdulillah saya melihat yang kw duluan sebelum melihat yang asli, jadi masih bisa menikmati.
Situs arkeologis Ellora terdiri dari puluhan kuil yang dibangun pemeluk tiga agama berbeda: Budha, Hindu, dan Jai. Yang istimewa, kuil-kuil ini dibuat dengan cara melubangi, memotong, dan memahat bukit-bukit batu. Struktur sebagian kuil tampak begitu geometris, seperti hasil potongan mesin-mesin modern. Sulit membayangkan bahwa usia kuil-kuil sudah lebih dari seribu tahun. Sekarang kuil-kuil Ellora dipromosikan sebagai lambang kerukunan antar agama. Mungkin mirip dengan gereja dan masjid yang kerap dibangun berdampingan di alun-alun beberapa kota di Indonesia. Beberapa pengunjung Ellora masih memanfaatkannya untuk mengangkat dupa dan bersembah sujud. Sebagian besar pengunjung yang lain lebih memilih mengangkat ponsel dan mengabadikan kenangan.
Dari ketinggian jalan menuju puncak benteng Daulatabad, terlihat jelas kering dan tandusnya tanah di daerah ini. Maharashtra memang salah satu negara bagian yang mengalami kekeringan paling parah di India. Konon, kekeringan pula yang membuat kota yang dibentengi tembok berlapis ini ditinggalkan penghuninya, sekitar seribu tahun silam. Semoga hujan segera menyapa dan mengubah hamparan tanah tandusmu menjadi kebun-kebun yang hijau.
~ The Emak
Untuk mempermudah memainkan game pokemon bossdroid akan memberikan cara membuat pokestop game pkemon go, bagi kalain yang mempunyai bisnis tentunya ini membawa kabar baik, pasalnya usaha kalain akan banyak dikunjungi oleh pokegamers yang ingin mendapat PokeBalls, Potions dan Egg, Nah untuk lebih detailnya yuk simak ulasannya dibawah in,.
Cara Request Pokestop Game Pokemon Go
Digimon World Re Digitize PPSSPP PSP ISO CSO Android/PC |
Demikian artikel kali ini tentang Download Game PPSSPP PSP Digimon World Re Digitize ISO CSO Android/PC, seoga dapat bermanfaat.
Bulan Juni Si Ayah menghadiri konferensi di Canberra. Tentu Si Emak saleha yang mengurusi semuanya, termasuk cari tiket pesawat (pakai Air Asia dari DPS – SYD, 5 jutaan), pesan penginapan (dapatnya paling murah di ANU University House) dan mencarikan transportasi dari Sydney ke Canberra. Tidak ada penerbangan langsung dari kota di Indonesia ke Canberra, jadi memang harus transit. Kota terdekat dengan Canberra adalah Sydney (3 jam berkendara).
Pilihan transportasi dari Sydney ke Canberra bisa dengan kereta api, pesawat, sewa mobil atau dengan bus (coach). Kereta api kurang saya rekomendasikan karena waktu tempuhnya yang lebih lama daripada bus (4 jam 20 menit) dan harganya sedikit lebih mahal daripada tiket bis (AUD 39,54). Jangan kaget ya kalau kereta api di Australia jalannya lambaaaaat, hahaha. Kereta api ini cocok untuk orang yang selo, karena jadwalnya pun kurang fleksibel, hanya ada tiga jadwal kereta dari Sydney ke Canberra: jam 7, 12 dan 18. Untuk lebih lengkapnya cek http://www.nswtrainlink.info.
Pesawat adalah pilihan transportasi dengan waktu tercepat. Tapi tentu saja harganya lebih mahal. Tiket termurah sekitar $145 untuk 1 jam penerbangan (cek website webjet.com.au). Kalau dihitung dengan waktu untuk sampai ke bandara dan untuk cek in, tentu waktu perjalanan tidak beda jauh dengan naik bus yang hanya perlu 3,5 jam.
Dulu ketika kami tinggal di Sydney, kami menggunakan mobil pribadi atau menyewa mobil ketika ke Canberra. Perjalanan ke Canberra melewati jalan tol yang mulus banget, jarak sekitar 300 km bisa ditempuh dalam 3 jam saja. Tapi perjalanan dengan menyetir sendiri ini sungguh membosankan karena pemandangannya itu-itu saja, dan juga rawan ngantuk karena jalanan terlalu sepi dan terlalu mulus :p
Karena itu, untuk kali ini, naik bus adalah pilihan terbaik untuk si Ayah. Saya segera mengecek website Murrays, perusahaan bus terkemuka di Sydney. Di website-nya, kita bisa langsung memesan tiket sesuai jadwal yang tersedia setiap jam. Bayarnya pakai kartu kredit. Waktu saya pesankan, ada tiket diskon seharga $30 untuk jadwal di pagi hari. Tentu saya nggak mau kehabisan!
Sebenarnya ada pilihan lain selain bus Murrays, yaitu bus Greyhound yang cukup terpercaya juga. Tapi jadwal bus Greyhound ke Canberra tidak sesering bus Murrays. Jadwal dan harga tiket bisa dicek langsung di website Greyhound Australia.
Terminal bus Sydney ada di sebelah stasiun Central. Datanglah sesuai jadwal keberangkatan karena bus pasti tepat waktu. Kalau sudah memesan, cukup antre dengan tertib untuk naik ke dalam bus karena sopir sudah punya daftar nama penumpang. Nggak perlu terburu-buru atau nyela antrean ya, semua pasti kebagian tempat duduk. Kata Si Ayah, interior bus-nya cukup mewah dan nyaman. Setiap penumpang harus memakai seat belt. Iya, aturan Australia memang gitu :p Setiap tempat duduk ada colokan listriknya untuk nge-charge (yay, ini penting!) dan tersedia juga toilet (yang nggak bau) di bagian belakang. Di dalam bus boleh minum atau makan, asal bukan minuman atau makanan panas.
Perjalanan sekitar 3,5 jam dan berlangsung mulus-mulus saja, bisa disambi bekerja atau… tidur!
Di Canberra, terminalnya ada di Jolimont, sebelah hotel Novotel. Kami pernah menginap di Novotel Canberra ini, review-nya bisa dibaca di sini. Dari terminal tinggal jalan sekitar dua puluh menit ke ANU University House. Atau kalau kalian pengen menginap di hostel, ada Canberra City YHA, 15 menit jalan kaki dari terminal bus ini.
Selain ke Canberra, Murrays juga melayani jalur bus dari Sydney ke Snowy Mountain dengan tarif $120 pp. Cukup mahal sih, dibandingkan dengan tur sehari yang tarifnya mulai $99 saja, contohnya di http://www.apsetours.com.
Menurut saya, Canberra ini kotanya ngebosenin, hehe. Kalau memang penasaran mau ke sini, pas kan waktunya ketika ada Floriade atau Festival bunga di musim semi, sekitar bulan September-Oktober. Atau bisa juga mampir ke Canberra ketika mau lihat salju di Snow Mountain (3 jam berkendara dari Canberra).
~ The Emak