Parah, Tak sampai Sehari, Akun Baru IG Ustaz Abdul Somad Sudah Innalillahi Lagi

Parah, Tak sampai Sehari, Akun Baru IG Ustaz Abdul Somad Sudah Innalillahi Lagi


GELORA.CO – Ustadz Abdul Somad sempat membuat akun Instagram baru setelah akun lama dihapus pihak Instagram.
Abdul Somad membuat video khusus untuk mengumumkan akun barunya itu.
Namun tak sampai sehari akun baru itu juga ternyata sudah dihapus.
“Akun baru guru kita @ustadzabdulsomad_official ternyata syahid juga, tak sampai 1 hari umur nya… innalillahi wainna ilaihi rajiun… mari dukung dakwah beliau dgn posting dakwah UAS,” ujar Ustadz Derry Sulaiman lewat akun IG-nya, Kamis (27/6/2019).
“Hadapi semua dgn senyuman bersama ustadz abdul somad nan gagah bana…” kata dia.
Sebelumnya, akun lama UAS @ustadzabdulsomad tak terlihat lagi di Instagram. Akun yang sudah centang biru itu diduga telah diretas. Banyak followers UAS mempertanyakan hilangnya akun tersebut.
Ikut Aksi, Mantan Penasihat KPK: Kalau Petugas KPPS Meninggal karena Kelelahan, Harusnya Jokowi Juga

Ikut Aksi, Mantan Penasihat KPK: Kalau Petugas KPPS Meninggal karena Kelelahan, Harusnya Jokowi Juga


GELORA.CO – Mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua melontarkan sindiran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir oleh TribunWow.com dari Tribunnews, hal itu disampaikan Abdullah saat mengikuti aksi massa di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).
Dalam aksi mengawal putusan sengketa Pilpres 2019 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) itu, Abdullah sempat menyinggung soal ratusan anggota KPPS yang meninggal di Pemilu 2019.
Abdullah menyindir pernyataan pemerintah yang menyebut kematian petugas KPPS didasari oleh faktor kelelahan.
Jika demikian, menurutnya Jokowi seharusnya mengalami hal yang sama, lantaran jam istirahat presiden sangat sedikit.
“Jadi kalau alasan pemerintah (petugas KPPS) itu meninggal karena kelelehan, maka Jokowi harusnya juga mati. Karena dia 1 hari cuma 3 jam tidur,” ujar Abdullah di lokasi aksi, Rabu (26/6/2019).
Abdullah mengaku heran terhadap pernyataan pemerintah itu.
Menurut Abdullah hingga kini tidak ada satupun dokter yang menyebut bahwa kelelahan jadi penyebab seseorang meninggal.
“Dan semua dokter dimanapun mengatakan tidak ada orang meninggal karena kelelahan,” sambungnya.[tn]
Ribuan Peserta Aksi Kawal MK Sudah Berkumpul Di Kawasan Patung Kuda

Ribuan Peserta Aksi Kawal MK Sudah Berkumpul Di Kawasan Patung Kuda


GELORA.CO – Ribuan perserta aksi Kawal Mahkamah Konstitusi (MK) telah memenuhi kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis pagi (27/6).
Siang ini, MK dijadwalkan akan membacakan putusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019.
Pantauan Kantor Berita RMOL, ribuan peserta aksi kawal MK dari berbagai daerah telah berkumpul di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat mengarah ke gedung MK.
Elemen masyarakat dari berbagai daerah itu kini masih menunggu komando untuk memulai orasi-orasi.
Terlihat massa menunggu sambil duduk-duduk di atas tiker yang digelar di atas jalanan. Selain itu, terlihat pula masyarakat yang berbelanja berbagai atribut aksi kepada para pedagang yang berjualan di bahu jalan.
Tidak hanya itu, sambil menunggu komando, para massa juga ada yang duduk berkumpul sambil tahlilan serta berzikir.
Massa pun terlihat membawa berbagai spanduk yang bertuliskan tuntutan menjelang keputusan MK. Terlihat pula massa aksi yang mayoritas menggunakan pakaian muslim menggunakan ikat kepala yang bertuliskan kalimat tauhid maupun tulisan ‘Gerakan Nasional Keadilan’.
Hingga saat ini, arus lalulintas di kedua arah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat telah ditutup sehingga kendaraan yang mengarah ke Harmoni maupun MH Thamrin melalui Jalan Medan Merdeka Barat tidak bisa melintas dan dialihkan ke jalan lain. [rmol]

Wanita Gangguan Jiwa Mengamuk dekat Gedung MK, Mau Bunuh Diri dan Ketemu Jokowi


GELORA.CO – Aparat kepolisian mengamankan satu orang perempuan di seberang gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).
Wanita itu diamankan lantaran mengamuk dan meminta untuk bertemu Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan data Kartu Tanda Penduduk yang diterima dari Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo, diketahui wanita tersebut kelahiran Tangerang bernama Prihatini Suwandini Sari (43).
Prihatini tercatat beralamat tempat tinggal di kompleks apartemen yang berada di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebelumnya, Rabu sekitar pukul 10.00 WIB, Prihatini yang mengenakan daster berwarna merah muda itu awalnya terlihat menangis di sekitar trotoar seberang gedung Mahkamah Konstitusi.
Aparat kepolisian yang berjaga lantas menghampiri wanita tersebut. Saat dihampiri, wanita itu justru semakin mengamuk.
Alhasil polisi wanita yang berjaga di sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi langsung mengamankan Prihatini. Dia dibawa ke Posko Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang ada di sekitar lokasi.
Salah satu petugas kepolisian yang berada di lokasi menuturkan, diduga wanita tersebut mengalami gangguan jiwa.
Sebab, saat ditanya, perempuan tersebut mengakui ingin bertemu dengan Jokowi dan hendak melakukan bunuh diri.
“Diduga stres dia meminta ketemu Presiden Jokowi katanya mau bunuh diri,” ujarnya. [sc]

Ketahuan Menyamar, Diduga Oknum Polisi Dikerubungi Emak-Emak di Depan Gedung MK


GELORA.CO –  Diduga oknum aparat ketahuan menyamar sebagai peserta aksi kawal Mahkamah Konstitusi (MK) di sekitar Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/6).
Pria yang disebut-sebut oknum kepolisian itu “tertangkap basah” oleh emak-emak peserta aksi kawal MK.
Tertangkap basah, pria berkumis berbaju dan topi putih yang mengaku bernama Danu itu dikelilingi emak-emak sambil menyanyikan yel-yel, “Tugas Mu Mengayomi, Tugas Mu Mengayomi, Pak Polisi, Pak Polisi, Jangan Ikut Kompetisi”.
Dalam video viral yang diposting akun @Aisyah_Padi, emak-emak peserta aksi kawal MK juga “mengintrogasi” pria tersebut. Mereka menanyakan asal Danu, dia mengaku dari Jawa. Oleh emak-emak, Danu juga diberikan stangkai bunga.
Tidak hanya sampai di situ, mereka tetap menyemangati Danu yang sedang bertugas memata-matai dengan meneriakkan yel-yel, diantaranya, “Hidup Pak Danu” dan “Doakan Pak Danu Jadi Kapolres”.
Dalam video berdurasi 45 detik itu, emak-emak juga mengancam akan datang dalam jumlah besar jika kepolisian tidak membuka akses untuk menyampaikan aspirasi persis di depan gedung MK.
Aksi kawal MK di sekitar Patung Kuda yang diikuti ribuan pengunjuk rasa dalam rangka mengawal sengketa Pilpres 2019 di MK yang akan diputuskan pada Kamis besok 27 Juni. MK diminta memutuskan sengketa pilpres dengan seadil-adilnya sesuai dengan harapan rakyat Indonesia. 
Pak Polisi ..malu nyamar ketauan sama emak2…

Emak-Emak dilawaaan

Pak Polisi… Pak Polisi jgn ikut kompetisi…

Pak Polisi…. Pak Polisi tugasmu mengayomi….

Luarbiasaaaaa emak2 hebat #HadiriHalalBihalalAkbar212 #HadiriHalalBihalalAkbar212 pic.twitter.com/I9rSjuySWy

— Aisyah (@Aisyah_Padi) June 26, 2019

Kenang Korban 21-22 Mei, Menantu Habib Rizieq: Pembunuh Rakyat Harus Dihukum Mati!


GELORA.CO – Aksi damai Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Kawasan Patung Kuda di Jalan Medan Merdeka Barat diselenggarakan untuk mengenang korban aksi 21-22 Mei.
Menantu Imam besar Habib Rizieq Shihab, Habib Anif Al-Attos mengatakan, aksi kali ini juga dalam rangka tahlil akbar mengenang para “syuhada” yang gugur pada tanggal 21-22 Mei lalu. 
“Macam-macam jenis syahid akhirat salah satunya yang disebutkan para ulama, jenis syahid akhirat adalah orang yang meninggal dunia dalam keadaan dizalimi, orang yang terbunuh dalam keadaan dizalimi,” paparnya dari mobil komando, Rabu (26/6).
“Saya mau tanya mereka yang terbunuh di 21-22 dizalimi atau tidak?,” tanya Habib Anif kepada ribuan massa yang hadir.
“Dizalimi,” jawab ribuan massa.
Dengan demikian, para korban yang tewas saat aksi 21-22 Mei menurut Habib Anif tergolong mati syahid. Pasalnya, mereka meninggal dengan cara yang menurutnya sadis dan tidak benar. 
“Mereka dikategorikan sebagai syuhada, kita doakan supaya mereka menjadi syuhada di sisi Allah,” terangnya.
Lebih lanjut, Habib Anif juga mendesak para pelaku pembunuhan terhadap korban 21-22 Mei diberi hukuman setimpal. 
“Kami minta pelaku, para pembunuh rakyat, para pembunuh warga negara Indonesia, dihukum seberat-beratnya dan kami minta dihukum mati. Setuju? Siap perjuangkan rakyat Indonesia? Perjuang kita masih panjang,” tegasnya.
Tak hanya itu, Habib Anif dalam orasinya juga berharap Hakim MK dapat memutuskan sengketa PHPU Pilpres 2019 dengan seadilnya. 
“Jika benar-benar adil, saya yakin Insya Allah yang curang didiskualifikasi, Amin. Makanya kita doakan MK dijaga oleh Allah, dituntun untuk adil, untuk mendiskualifikasi yang curang, yang ingin nipu rakyat dihancurkan oleh Allah. Siap ikut komando ulama?” tandasnya.  [md]

Didemo Banser NU, Felix Siauw Keluar Balai Kota DKI Lewat Pintu Belakang


GELORA.CO – Ustaz Felix Siauw terpaksa keluar lewat pintu belakang atau melalui gedung DPRD DKI seusai memberi ceramah di Masjid Fatahilah, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Sebab, di pintu utama terdapat massa Gerakan Pemuda Barisan Serba Guna Nahdlatul Ulama alias GP Banser NU yang menggelar aksi massa menentang kedatangan Felix Siauw.
Puluhan orang anggota GP Banser yang konvoi menggunakan motor dari arah Stasiun Gambir langsung memblokade pintu masuk Balai Kota DKI sekitar pukul 13.00 WIB.
Polisi dan pengamanan dalam alias pamdal yang berjaga langsung menutup gerbang pintu masuk Balai Kota.
Menanggapi hal itu, Ustaz Felix mengakui tetap tenang. Bahkan dia mengklaim sebenarnya mau kalau diajak diskusi oleh GP Banser NU, namun situasi tidak memungkinkan.
“Saya sudah bilang, teman-teman Ansor, saya terbuka diajak diskusi, tergantung kalau mereka mau diskusi. Tapi kalau misalnya mereka enggak mau diskusi, itu bisa ditanyakan kepada mereka,” kata Ustaz Felix kepada wartawan, Rabu (26/6/2019).
Setelah itu, dia langsung menuju mobilnya yang sudah disiapkan di samping Balai Kota. Dia mengendarai sendiri mobil tersebut keluar melalui pintu belakang.
Sebelumnya, acara Kajian Bulanan yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI di Masjid Fatahilah Balai Kota yang mengundang Felix Siauw tetap digelar meski sempat dibatalkan karena mendapat penolakan.
Sementara di gerbang utama, puluhan anggota Banser NU melakukan aksi unjuk rasa menolak kehadiran Felix Siauw sebagai penceramah.
Banser NU menilai Felix anti-Pancasila, karena keterkaitannya dulu dengan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia.
Puluhan orang anggota Banser yang konvoi menggunakan motor dari arah Stasiun Gambir langsung memblokade pintu masuk Balai Kota DKI sekitar pukul 13.00 WIB.
Anggota Banser NU berbaris dan menyanyikan lagu Ya Lal Wathon.
“Pemprov DKI telah melakukan kebohongan publik, sudah berkali-kali mengundang tokoh HTI ke Balai Kota,” kata salah satu orator. [sc]

#HadiriHalalBihalalAkbar212 Viral Di Tengah Aksi Kawal MK


GELORA.CO – Persaudaraan Alumni (PA) 212, Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR) Kawal Mahkamah Konstitusi (MK), Front Pembela Islam (FPI), Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB UI), Fraksi Emak-Emak dan elemen masyarakat lainnya menggelar aksi damai di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (26/6).
Aksi yang diikuti ribuan pengunjuk rasa ini guna mengawal sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) agar diputuskan seadil-adilnya dan sesuai dengan harapan rakyat Indonesia.
Unjuk rasa dengan mengangkat tema “Aksi Kawal MK” ini juga sebagai ajang Halal Bihalal pasca Idul Fitri 2019 khususnya bagi alumi 212. Makanya tidak heran, di media sosial viral tanda pagar (tagar) #HadiriHalalBihalalAkbar212.
Rencananya, aksi serupa juga akan berlangsung besok sesuai dengan agenda MK membacakan putusan sengketa pilpres. [rmol]

Beragam Spanduk Hingga Masker Bersilang Warnai Aksi Kawal MK Di Patung Kuda


GELORA.CO – Sejumlah massa yang hendak menggelar aksi damai di area Patung Arjuna Wiwaha atau biasa dikenal sebagai Patung Kuda, Jakarta Pusat sudah mulai memadati lokasi, Rabu (26/6).
Sebagian besar, massa yang berkumpul ini turut membawa beragam atribut. Mulai dari spanduk berbagai ukuran lengkap dengan tulisan, hingga kain kuning yang mayoritas dipakai oleh kaum ibu-ibu.
“Presiden hasil proses pemilu yang curang tidak akan efektif dalam memerintah karena tidak mendapatkan legitimasi rakyat,” demikian tulisan dalam spanduk berukuran besar yang dibawa massa.
Dari kerumunan massa, tampak salah seorang mengomandoi aksi dengan menggunakan pengeras suara. Tak sedikit pula ibu-ibu yang melengkapi aksi tersebut dengan masker bercorak tanda silang.
Adapun aksi ini digelar oleh sejumlah organisasi masyarakat, mulai dari PA 212, Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR) hingga beberapa ormas lain.
Aksi ini sendiri dilakukan guna merespon sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 yang diajukan oleh tim hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Meski capres Prabowo Subianto sempat mengimbau untuk tak menggelar aksi di MK, namun massa tetap berkumpul di Patung Kuda.
Dikonfirmasi, Mantan penasihat KPK, Abdullah Hehamahua yang turun mengoordinir aksi Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR) kawal Mahkamah Konstitusi (MK) menjelaskan bahwa aksi ini tak ada kaitannya dengan Prabowo-Sandi.
“Saya kan bukan anak buah Prabowo Sandi, saya juga tidak kenal Prabowo Sandi. Jadi tidak ada urusan dengan Prabowo Sandi, tidak ada urusan dengan Jokowi Maruf Amin,” tegas Abdullah. [rmol]

Kawal Putusan MK, Ratusan Pengunjuk Rasa Sudah Berkumpul Di Patung Kuda


GELORA.CO – Ratusan pengunjuk rasa pengawal keputusan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK) telah berkumpul di dekat Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu pagi (26/6).
Pantauan Kantor Berita RMOL sekitar pukul 09.30 WIB, peserta aksi yang kebanyakan menggunakan pakaian muslim telah berkumpul di depan kantor Kementerian Pariwisata.
Massa tidak bisa mendekati gedung MK lantaran telah dihalau anggota kepolisian. Mereka hanya bisa berkumpul dengan jarak sekitar satu kilometer dari gedung MK.
Arus kendaraan dari Patung Kuda menuju gedung MK telah ditutup sejak tadi malam. Sedangkan, arah sebaliknya dari Harmoni menuju MH Thamrin masih dibuka.
Selain itu, pagar kawat maupun pembatas beton telah terpasang sekitar jarak 400 meter dari gedung MK. Terlihat dua lapisan pagar kawat untuk menghalau massa mendekati ke gedung MK.
Tidak hanya itu, dua mobil barracuda dan mobil watercanon juga telah siaga di belakang pagar kawat. Anggota kepolisian dari Satuan Shabara dan Brimob juga telah siaga di balik pagar kawat.
Hingga kini, massa masih terus berdatangan untuk mengikuti aksi dalam rangka halal bihalal sekaligus mengawal keputusan sengketa pilpres di MK yang dimotori Persaudaraan Alumni 212 (PA 212).
Jurubicara PA 212, Novel Bamukmin sebelumnya mengatakan, ratusan ribu massa dari daerah Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten akan mengikuti aksi pada hari ini dan besok.  [rmol]