7 Tanda Peredaran Darah dalam Tubuh Tidak Lancar (Sering Dialami)

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

anemia-defisiensi-besi-doktersehat

DokterSehat.Com– Ada banyak sekali penyebab tidak lancarnya peredaran darah. Tak hanya tekanan darah yang terus meningkat, masalah kolesterol tinggi atau aterosklerosis yang membuat pembuluh darah menjadi kaku dan kehilangan kelenturannya juga bisa memicu masalah kesehatan ini. Lantas, seperti apa sih tanda-tanda dari peredaran darah yang tidak lancar?

Tanda Peredaran Darah Tidak Lancar yang Harus Diwaspadai

Terganggunya peredaran darah akan membuat proses distribusi oksigen dan nutrisi ke berbagai organ dan jaringan tubuh akan terganggu. Hal ini tentu akan menyebabkan munculnya beberapa gejala kesehatan.

Berikut adalah berbagai gejala kesehatan yang terkait dengan peredaran darah tidak lancar.

  1. Sering kesemutan

Gejala pertama yang akan kita rasakan jika sampai peredaran darah tidak lancar adalah kesemutan. Biasanya, kondisi ini terjadi jika ada salah satu bagian tubuh tertekan atau berada di posisi yang tidak nyaman sehingga akhirnya menghambat peredaran darah. Jika kita memperbaiki posisi tubuh, maka gejala kesemutan akan hilang dengan sendirinya.

Hanya saja, jika sampai gejala kesemutan ini muncul tanpa sebab yang jelas dan terjadi meski posisi tubuh kita nyaman, bisa jadi menandakan adanya ketidaklancaran peredaran darah yang terkait dengan kondisi kesehatan tertentu. Hal ini sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

  1. Sensasi dingin pada tangan dan kaki

Selain kesemutan, peredaran darah yang tidak lancar juga akan menyebabkan sensasi dingin pada tangan atau kaki. Hal ini disebabkan oleh pasokan darah yang menurun ke bagian-bagian tubuh tersebut.

Sebagai informasi, darah yang cenderung hangat juga memiliki peran dalam mengendalikan suhu tubuh. Jika sampai distribusinya tidak lancar, tentu akan membuat bagian tubuh yang tidak mendapatkannya akan memiliki suhu lebih dingin. Bagian tubuh ini juga akan terlihat lebih pucat.

  1. Sulit berpikir dan bekonsentrasi

Jika sampai yang mengalami gangguan peredaran darah adalah otak, maka organ ini pun tidak mendapatkan oksigen atau nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya dengan maksimal. Otak pun tidak mampu berpikir dengan jernih, berkonsentrasi, hingga menjadi mudah lupa.

  1. Mengalami kerontokan rambut

Jika gangguan peredaran darah ke bagian kepala sudah cukup parah, maka hal ini bisa menyebabkan masalah kerontokan rambut. Hal ini disebabkan oleh folikel rambut tak lagi mendapatkan nutrisi dengan cukup sehingga akhirnya membuat akar rambut menjadi lebih lemah dan akhirnya memicu kerontokan.

  1. Mengalami masalah pencernaan

Pakar kesehatan menyebut gangguan pencernaan dan diare bisa jadi juga terkait dengan masalah pada peredaran darah. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan yang juga membutuhkan asupan darah yang tinggi oksigen dalam menyerap nutrisi makanan.

Jika sampai peredaran darah ke bagian pencernaan terhambat, maka asupan darah akan menurun sehingga membuat fungsinya ikut menurun. Hal inilah yang kemudian berimbas pada munculnya gangguan pencernaan.

  1. Tubuh yang mudah lelah

Tubuh yang mudah lelah tak hanya disebabkan oleh masalah anemia atau kurang tidur. Bisa jadi, hal ini juga dipicu oleh terganggunya peredaran darah. Berbagai bagian tubuh tidak akan mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen dengan cukup sehingga akhirnya membuatnya tidak bisa berfungsi dengan maksimal. Kita pun akan merasakan gejala lelah, badan lemas, dan mudah mengantuk meski sudah tidur dengan cukup.

  1. Mengalami disfungsi ereksi

Bagi kaum pria, gangguan peredaran darah juga bisa memicu masalah seksual, tepatnya disfungsi ereksi atau yang lebih dikenal sebagai impotensi. Hal ini disebabkan oleh penis yang tak lagi mendapatkan darah dengan cukup sehingga akhirnya tidak lagi mampu mengalami ereksi.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

7 Tanda Usus Sudah Mulai Bermasalah, Salah Satunya Mudah Sakit!

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

sindrom-iritasi-usus-besar-doktersehat

DokterSehat.Com– Usus adalah salah satu organ paling penting bagi tubuh kita. Tanpa adanya usus di saluran pencernaan, kita akan kesulitan untuk menyerap nutrisi makanan. Masalahnya adalah karena gaya hidup yang tidak sehat, kondisi kesehatan usus bisa semakin menurun. Hal ini tentu akan memberikan dampak pada kondisi tubuh kita secara keseluruhan

Berbagai tanda yang menunjukkan usus sudah mulai bermasalah

Pakar kesehatan menyebut usus sebagai organ yang bisa memberikan pengaruh besar bagi sekresi beberapa jenis hormon dan sistem kekebalan tubuh.

Berikut adalah beberapa gejala kesehatan yang akan muncul jika organ ini mengalami masalah.

  1. Mudah sakit

Di dalam usus terdapat bakteri yang memiliki peran dalam menyerap makanan sekaligus menjaga kekuatan sistem kekebalan tubuh. Jika sampai usus mulai mengalami masalah, maka keseimbangan bakteri atau mikrobioma ini juga akan terganggu. Dampaknya adalah sistem kekebalan tubuh akan menurun dan akhirnya membuat kita rentan terkena infeksi atau jatuh sakit.

Jika kita cenderung rentan terkena masalah kesehatan seperti flu, pilek, batuk, atau meriang tanpa alasan yang jelas, jangan ragu untuk memeriksakan kondisi usus demi memastikan penyebab pastinya.

  1. Mengalami gangguan suasana hati

Tak hanya sistem kekebalan tubuh, kesehatan mental juga akan semakin menurun jika usus kita mulai bermasalah. Hal ini disebabkan oleh 70 persen produksi hormon serotonin berasal dari usus. Sebagai informasi, hormon ini dikenal sebagai hormon bahagia yang bisa mempengaruhi kesehatan mental atau suasana hati kita. Jika sampai produksi hormon ini terganggu, maka kita pun akan lebih mudah mengalami stres, depresi, hingga kecemasan.

  1. Mengalami peningkatan kadar gula darah

Memang, peningkatan kadar gula darah seringkali terkait dengan masalah resistensi insulin yang terkait dengan kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kandungan kalori atau gula dan gangguan pada pankreas, namun pakar kesehatan menyebut tingginya kadar gula darah bisa jadi juga terkait dengan gangguan pada usus.

Kondisi ini akan membuat keseimbangan bakteri terganggu dan akhirnya mempengaruhi proses metabolisme gula menjadi energi. Hal ini tentu akan membuat gula tidak terpakai dan jumlahnya akan terus meningkat di dalam tubuh.

  1. Masalah kesehatan kulit

Selain karena faktor malas menjaga kebersihan kulit, munculnya masalah seperti gatal-gatal, jerawat, eksim, dan lain-lain bisa jadi juga terkait dengan masalah pada usus. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peradangan pada tubuh akibat tidak sempurnanya proses penyerapan nutrisi makanan.

  1. Gangguan pencernaan

Masalah pencernaan seperti perut kembung berkepanjangan, nyeri perut yang sering muncul, hingga diare terkait dengan adanya perubahan pada keseimbangan bakteri pada usus. Jika kita sering mengalami gangguan pencernaan meskipun sudah menerapkan pola makan yang sehat, bisa jadi penyebabnya adalah masalah pada usus sehingga sebaiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter.

  1. Bau mulut

Jangan salah, bau mulut tidak selalu disebabkan oleh kebiasaan malas membersihkan gigi. Bisa jadi hal ini terkait dengan kondisi kesehatan yang lebih serius seperti masalah pada usus. Jika sampai di dalam perut terjadi gangguan pencernaan, maka akan memproduksi aroma yang kurang sedap yang bisa saja keluar melalui mulut.

Meski kita sudah berusaha untuk membersihkan mulut dengan lebih baik, biasanya masalah bau mulut ini akan terus muncul sehingga membuat sensasi tidak nyaman.

  1. Terus ingin mengonsumsi makanan manis

Ketidakseimbangan bakteri usus akan membuat kita cenderung ingin mengonsumsi makanan manis atau tinggi gula. Masalahnya adalah hal ini bisa memicu peningkatan berat badan atau bahkan risiko diabetes.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Benarkah Susu Unta Bisa Atasi HIV?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

susu-unta-doktersehat

DokterSehat.Com– Kita tentu pernah mendengar banyak sekali informasi kesehatan yang cukup menghebohkan di berbagai media sosial. Sebagai contoh, belakangan ini disebutkan bahwa minum susu unta bisa melawan virus HIV, penyebab penyakit AIDS yang mematikan. Apakah berita ini memang benar?

Kemampuan susu unta dalam melawan HIV

Pakar kesehatan dr. Sidgi Syed Anwar Abdo Hasson dan Prof. Ali Abdullah Hasan Al Jabri yang berasal dari Sultan Qaboos University, Muscat, Oman menemukan formula khusus yang diklaim bisa melawan virus HIV. Salah satu kandungan dari formula ini adalah susu unta. Penemuan mereka bahkan sudah diajukan ke merek dagang dari Amerika Serikat (USPTO) dan disetujui pada 8 April 2019 silam.

Kedua ahli ini menyebut penemuan ini sebagai terobosan yang baik bagi perkembangan dunia kesehatan. Sebagai informasi, mereka melakukan penelitian selama 16 tahun sebelum menemukan formula yang kemudian disebut sebagai antibody anti-HIV ini.

Penelitian ini melibatkan beberapa orang yang sudah terinfeksi HIV. Setelahnya, dilakukan pula percobaan klinis pada mereka yang belum mengidap HIV untuk mengetahui apakah formula ini memang cukup ampuh untuk mencegah datangnya infeksi.

Hasilnya adalah, para partisipan mampu mendapatkan manfaat positif dari formula ini dan tidak mengalami efek samping, apapun jenis kelaminnya, gaya hidup, usia, dan dari mana ras mereka berasal. Bagi pasien HIV, formula ini bahkan bisa membuat kondisi kesehatannya semakin membaik seperti mengalami kenaikan berat badan dan sistem kekebalan tubuh.

Kedua peneliti menyebut penggunaan susu unta berasal dari fakta bahwa sistem kekebalan unta cenderung lebih kuat dari sistem kekebalan manusia.

“Kami berharap penemuan ini bisa menjadi pembuka bagi penelitian lain untuk mencegah dan mengobati HIV atau penyakit lain dengan konsep yang sama,” ungkap Sidgi.

Melihat fakta ini, susu unta harus diformulasikan dengan berbagai bahan-bahan lainnya terlebih dahulu demi membuatnya mampu melawan HIV. Hal ini berarti, minum susu unta tidak serta merta membuat kita mencegah atau melawan infeksi HIV.

Berbagai manfaat susu unta bagi kesehatan

Pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika kita rutin minum susu unta. Bahkan, ada yang menyebut susu ini bisa memberikan dampak yang lebih besar bagi kekuatan sistem kekebalan tubuh.

Berikut adalah berbagai manfaat susu unta bagi kesehatan.

  1. Bisa mengatasi anemia

Susu unta memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Keberadaan zat besi ini akan mendukung proses produksi sel darah merah yang menyalurkan oksigen dan nutrisi ke berbagai organ dan jaringan tubuh. Hal ini juga akan membantu mencegah datangnya anemia, masalah kesehatan yang membuat badan terasa lesu dan lemah seharian.

  1. Bisa membantu mencegah datangnya diabetes

Kandungan di dalam susu unta ternyata bisa membantu meningkatkan sensivitas insulin di dalam tubuh. Padahal, insulin memiliki peran besar dalam menjaga kadar gula darah tetap normal. Hal ini tentu akan membantu mencegah diabetes.

  1. Bisa memperkuat sistem imun tubuh

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, kandungan di dalam susu unta, tepatnya berupa protein dan sifat antimikrobanya yang tinggi bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Rutin mengonsumsinya tentu akan membantu mencegah datangnya infeksi atau penyebab penyakit lainnya.

  1. Bisa mencegah penuaan dini

Kandungan asam alpha-hydroxyl di dalam susu unta bisa membantu mencegah munculnya keriput dan garis-garis halus pada kulit. Hal ini tentu akan mencegah datangnya penuaan dini.

  1. Baik dikonsumsi oleh anak-anak

Kandungan proteinnya yang tinggi bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dengan maksimal. Bahkan, susu unta juga bisa membantu perkembangan tulang dan berbagai organ tubuh dengan baik.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

5 Tanda Tubuh Sudah Berlebihan Mengonsumsi Garam

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

garam-doktersehat

DokterSehat.Com– Garam adalah salah satu bumbu makanan yang hampir selalu kita gunakan saat memasak. Keberadaan garam juga bisa ditemukan di dalam makanan-makanan lainnya, termasuk di dalam makanan kemasan yang bisa kita temukan di toko atau swalayan. Masalahnya adalah pakar kesehatan menyebut konsumsi garam yang berlebihan bisa menyebabkan dampak kesehatan yang kurang baik.

Beberapa tanda tubuh sudah kelebihan asupan garam

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi garam yang berlebihan bisa menyebabkan datangnya masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Mengingat masalah kesehatan ini bisa berujung pada berbagai macam masalah kesehatan yang lebih serius seperti penyakit jantung atau stroke, sebaiknya kita mulai mewaspadai tanda bahwa tubuh sudah kelebihan asupan garam.

Berikut adalah tanda-tanda tersebut.

  1. Makanan akan terasa jauh lebih hambar

Makanan yang memiliki kandungan garam tinggi memang cenderung lebih gurih dan asin. Sayangnya hal ini akan berimbas pada perubahan pada indera pengecap kita. Karena terbiasa mengonsumsi makanan yang gurih dan asin, makanan dengan kandungan garam lebih rendah akan terasa jauh lebih hambar dan tidak enak.

Pakar kesehatan Moloo Gazzaniga dari American Dietetic Association menyebut menambahkan garam pada berbagai makanan sehat yang rasanya kurang kuat seperti sayuran memang bisa membuatnya lebih enak, namun hal ini justru membuat lidah kita tak lagi mampu menerima rasa masakan yang lebih hambar.

  1. Sering merasakan sensasi kembung

Konsumsi garam yang berlebihan bisa membuat kadar natrium di dalam tubuh meningkat. Sayangnya, hal ini akan berimbas pada retensi cairan yang muncul pada berbagai bagian tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan seperti bertambah.

“Garam di dalam tubuh mampu menahan atau mengikat cairan. Jika hal ini terjadi pada bagian pencernaan, akan menyebabkan sensasi kembung yang tidak nyaman dan berlangsung cukup lama,” ucap Bonne Taub-Dix yan berasal dari Better Than Dieting.

Hanya saja, kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada mereka yang sudah dewasa atau berusia lanjut.

  1. Sering mengalami sakit kepala

Jika kita sering mengalami sakit kepala tanpa tahu apa penyebabnya, sebaiknya kita mulai mempertahankan kebiasaan mengonsumsi garam sehari-hari. Jika konsumsi garam relatif tinggi, bisa jadi memang garam penyebabnya.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan kandungan di dalam garam, tepatnya natrium yang bisa memicu perubahan ukuran pada pembuluh darah, khususnya yang ada di kepala dan menuju otak. Jika sampai pembuluh darah menyempit, maka aliran darah juga akan terganggu sehingga akhirnya memicu sakit kepala.

  1. Lebih sering buang air kecil

Ternyata, kebiasaan mengonsumsi garam dengan berlebihan juga bisa membuat frekuensi buang air kecil meningkat. Fakta ini diungkap dalam penelitian yang dilakukan dr. Matsuo Tomohiro yang berasal dari Nagasaki University, Jepang, pada tahun 2017.

Dalam penelitian ini, asupan garam dalam jumlah yang tinggi bisa membuat frekuensi buang air kecil naik dengan drastis. Bagi orang yang sudah berusia lanjut, kondisi ini bahkan bisa membuat mereka bolak-balik ke toilet di tengah malam, saat mereka sebenarnya sedang tidur malam.

“Mengurangi konsumsi garam hingga 25 persen sudah cukup untuk menurunkan frekuensi buang air kecil di malam hari,” saran dr. Tomohiro.

  1. Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh

Konsumsi garam berlebihan akan menyebabkan retensi cairan yang berujung pada pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti jari-jari, mata, atau bahkan kaki.

Demi mencegah datangnya hipertensi atau berbagai kondisi kesehatan lainnya, sebaiknya memang kita menurunkan asupan garam setiap hari.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Rhinitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Obat, dan Lainnya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

alergi-rhinitis-doktersehat

DokterSehat.Com – Hidung tersumbat, pilek, dan sering bersin-bersin? Awas, bisa jadi Anda mengalami Rhinitis! Penyakit Rhinitis bisa berkembang semakin parah bila tidak segera diobati. Oleh sebab itu, jangan meremehkan masalah hidung yang satu ini.

Sebaiknya, Anda mengetahui apa itu Rhinitis dan jenis-jenisnya. Ketahui penyebab, gejala, diagnosis, komplikasi, dan obat untuk masing-masing jenis Rhinitis! Informasi ini bisa membantu para penderita Rhinitis dalam memahami dan mengambil tindakan tepat.

Apa Itu Rhinitis?

Rhinitis adalah peradangan yang terjadi pada membran mukosa hidung. Penyakit Rhinitis yang dialami pasien belum tentu sama karena ada beberapa jenis Rhinitis. Penyebab dan diagnosis Rhinitis sering kali berbeda tergantung jenisnya. Namun, hampir semua jenis Rhinitis cenderung memiliki gejala, komplikasi dan pengobatan yang mirip.

Baca Juga: Rhinitis Hormonal Berisiko Dialami Wanita Saat Hamil, Haid, dan Pubertas

Jenis-Jenis Rhinitis

Berdasarkan sifatnya, Rhinitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Rhinitis alergi dan Rhinitis non Alergi. Berikut penjelasannya:

1. Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi atau bisa disebut juga alergi Rhinitis adalah jenis Rhinitis yang paling sering terjadi. Kejadian Rhinitis Alergi terkait dengan faktor alergi. Ada dua jenis alergi Rhinitis, yaitu alergi musiman (hanya terjadi pada musim tertentu) dan perennial (terjadi sepanjang tahun).

2. Rhinitis Non-Alergi

Rhinitis non-alergi adalah jenis Rhinitis yang tidak terkait faktor alergi. Ada banyak jenis Rhinitis non-alergi, tetapi yang sering terjadi adalah Rhinitis infeksi, Rhinitis vasomotor, Rhinitis atrophic, dan Rhinitis medicamentosa.

Jenis Rhinitis akut dan kronis termasuk di dalam Rhinitis infeksi. Namun, Rhinitis jenis lainnya juga bisa terjadi secara akut atau kronis.

Penyebab Penyakit Rhinitis

Penyebab penyakit Rhinitis biasanya bervariasi tergantung pada jenisnya. Alergi Rhinitis terjadi disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat yang dianggap berbahaya (allergen), sedangkan penyebab Rhinitis non-alergi cukup variatif.

Berikut ini adalah penyebab penyakit Rhinitis secara detail untuk setiap jenisnya:

Jenis Rhinitis Penyebab Rhinitis
Rhinitis Alergi Alergi musiman Serbuk sari, spora jamur, rumput, gulma, tanaman musiman
Alergi perennial Tungau, debu, kulit atau bulu hewan, urin hewan, air liur hewan, jamur, kecoak, parfum, produk skincare, produk pembersih, makanan
Rhinitis Non Alergi Rhinitis infeksi Infeksi virus
     Rhinitis akut
     Rhinitis kronis
Rhinitis vasomotor Idiopatik tetapi terkait dengan iritan, perubahan cuacas, infeksi virus dan penggunaan obat tertentu
Rhinitis atrophic Komplikasi operasi hidung atau infeksi
Rhinitis medicamentosa Penggunaan semprotan dan tetes hidung dekongestan secara berlebihan

Gejala Rhinitis

Gejala Rhinitis untuk beberapa jenis hampir mirip. Namun, ada juga penyakit Rhinitis jenis tertentu dengan gejala yang berbeda.

Inilah beberapa gejala Rhinitis untuk setiap jenisnya:

Jenis Rhinitis Gejala Rhinitis
Rhinitis Alergi Alergi musiman bersin, pilek, hidung tersumbat, hidung gatal, batuk, tenggorokan sakit atau gatal, mata gatal, mata berair, sering sakit kepala, kelelahan berlebih, gejala eksim, ada lingkaran hitam di bawah mata
Alergi perennial
Rhinitis Non Alergi Rhinitis infeksi
     Rhinitis akut pilek, bersin, hidung tersumbat, batuk, dan demam ringan
     Rhinitis kronis sumbatan hidung, pengerasan lapisan, sering berdarah, dan keluarnya cairan nanah yang bau
Rhinitis vasomotor hidung tersumbat, bersin, pilek, selaput lendir membengkak
Rhinitis atrophic selaput lendir menipis, saluran hidung melebar dan menjadi lebih kering, terbentuk kerak yang bau
Rhinitis medicamentosa hidung tersumbat parah

Kapan sebaiknya saya menemui dokter?

Segeralah memeriksakan diri Anda ke dokter jika mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan. Hal ini bertujuan agar dokter bisa segera mendeteksi penyakit Rhinitis dan memberikan pengobatannya.

Diagnosis Rhinitis

Diagnosis Rhinitis yang dilakukan pada tahap pertama adalah tes alergi. Tes alergi ini bertujuan untuk menemukan penyebabnya, sehingga bisa mengetahui jenisnya.

Ada dua jenis tindakan diagnosis untuk mengetahui penyebab Rhinitis, yaitu:

  1. Tes kulit – Tes alergi ini dilakukan dengan meletakkan beberapa zat di atas kulit Anda dan mengamati reaksinya. Tanda-tanda alergi yang muncul menandakan Anda alergi pada zat tersebut
  2. Tes darah – Tes alergi ini dilakukan dengan mengukur jumlah antibodi imunoglobulin E terhadap alergen tertentu di dalam darah Anda.

Namun, terkadang hasil diagnosis melalui kedua tes tersebut masih belum pasti. Apabila hal tersebut terjadi, maka dokter akan melakukan tindakan diagnosis lanjutan guna mengamati komplikasi yang terjadi pada area sinus.

Dokter akan merekomendasikan beberapa tindakan untuk melihat kondisi sinus Anda, yakni dengan cara-cara di bawah:

  1. Nasal endoskopi – Dokter akan memasukkan tabung tipis, fleksibel, dan bercahaya ke dalam hidung untuk melihat kondisi hidung dalam.
  2. CT scan – Pencitraan dengan menggunakan sinar-X dan komputer. Dokter dapat melihat gambaran detail bagian dalam hidung.

Komplikasi Rhinitis

Baik alergi rhinitis maupun rhinitis non-alergi bisa menimbulkan beberapa komplikasi jika tidak segera ditangani dan dibiarkan terjadi terus menerus.

Berikut ini adalah beberapa komplikasi Rhinitis yang mungkin terjadi:

Jenis Rhinitis Komplikasi Rhinitis
Rhinitis Alergi
  • Gangguan tidur terutama di malam hari
  • Gejala asma yang memburuk
  • Sering mengalami infeksi telinga
  • Sinusitis
  • Sering sakit kepala
  • Efek samping penggunaan obat Rhinitis yang diberikan
Rhinitis Non Alergi
  • Polip hidung
  • Sinusitis
  • Aktivitas terganggu
  • Sering jatuh sakit

Pengobatan Rhinitis

Pada umumnya, pengobatan Rhinitis dilakukan dengan memberikan obat Rhinitis yang bersifat simptomati, yaitu meredakan gejala Rhinitis yang muncul. Meskipun, ada juga pengobatan Rhinitis yang bertujuan untuk mengatasi komplikasi.

Berikut ini adalah beberapa pengobatan Rhinitis yang umum dilakukan:

Jenis Rhinitis Pengobatan Rhinitis
Rhinitis Alergi Alergi musiman Obat antihistamin, dekongestan, terapi imunitas
Alergi perennial
Rhinitis Non Alergi Rhinitis infeksi
     Rhinitis akut Obat dekongestan, antihistamin
     Rhinitis kronis Obat dekongestan, biopsi
Rhinitis vasomotor Menghindari asap dan iritasi, menggunakan sistem pemanas sentral, semprotan kortikosteroid hidung, antihistamin, dekongestan oral (bila gejala semakin memburuk)
Rhinitis atrophic Antibiotik, Estrogen semprot, vitamin A, dan vitamin dan D
Rhinitis medicamentosa menghentikan obat yang menjadi penyebab, menggunakan semprotan hidung saline dan semprotan kortikosteroid

 

 

Sumber:

  1. AAFP: Diagnosing Rhinitis: Allergic vs. Nonallergic. David M Quillen and David B Feller. 2006. https://www.aafp.org/afp/2006/0501/p1583.html [diakses pada 10 Juli 2019]
  2. MSDManuals: Rhinitis. https://www.msdmanuals.com/home/ear,-nose,-and-throat-disorders/nose-and-sinus-disorders/rhinitis [diakses pada 10 Juli 2019]
  3. NHS: Allergic Rhinitis. https://www.nhs.uk/conditions/allergic-rhinitis/ [diakses pada 10 Juli 2019]
  4. Healthline: Allergic Rhinitis. https://www.healthline.com/health/allergic-rhinitis#home-remedies [diakses pada 10 Juli 2019]
  5. ACAAI: Allergic Rhinitis. https://acaai.org/allergies/types/hay-fever-rhinitis [diakses pada 10 Juli 2019]
  6. NHS: Non-allergic rhinitis. https://www.nhs.uk/conditions/non-allergic-rhinitis/ [diakses pada 10 Juli 2019]
  7. MayoClinic: Nonallergic rhinitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nonallergic-rhinitis/symptoms-causes/syc-20351229 [diakses pada 10 Juli 2019]
  8. MedicalNewsToday: What is nonallergic rhinitis? Christian Nordqvist. 2018. https://www.medicalnewstoday.com/articles/177085.php [diakses pada 10 Juli 2019]
  9. WebMD: Nonallergic Rhinitis. https://www.webmd.com/allergies/nonallergic-rhinitis#1 [diakses pada 10 Juli 2019]
  10. Healthline: Vasomotor Rhinitis. https://www.healthline.com/health/vasomotor-rhinitis [diakses pada 10 Juli 2019]

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

7 Penyebab Metabolisme Tubuh Melambat, Perlu Waspada!

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

cara-mengatasi-lelah-berlebihan-doktersehat

DokterSehat.Com– Banyak yang menyepelekan pentingnya sistem metabolisme tubuh. Padahal, jika sampai sistem ini melambat atau mengalami gangguan, akan menyebabkan dampak kesehatan seperti berat badan naik atau masalah lainnya. Gaya hidup tidak sehat menjadi salah satu penyebab metabolisme tubuh melambat. Ketahui penyebab lainnya!

Penyebab Metabolisme Tubuh Melambat

Pakar kesehatan menyebut faktor genetik atau hormon memang bisa membuat sistem metabolisme tubuh melambat, namun jika kita juga menerapkan gaya hidup yang tidak sehat, masalah ini juga akan terjadi.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa membuat sistem metabolisme melambat:

  1. Kurang tidur

Sudah menjadi rahasia umum jika kurang tidur memang bisa menyebabkan dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan. Sayangnya, ada banyak orang yang terbiasa melakukannya karena bekerja, menonton acara televisi, atau mengobrol bersama anggota keluarga atau teman-teman lainnya. Padahal, salah satu dampak dari sering melakukannya adalah bisa memicu melambatnya metabolisme.

Kurang tidur akan mengacaukan kemampuan tubuh dalam menggunakan energi dengan optimal. Selain itu, begadang juga bisa membuat kita makan di waktu yang larut. Hal inilah yang akhirnya mengacaukan sistem metabolisme tubuh yang bisa meningkatkan risiko diabetes dan obesitas.

  1. Menerapkan diet ketat

Demi menurunkan berat badan dengan cepat, banyak orang yang menerapkan diet ketat dengan melewatkan waktu makan atau menurunkan porsi makan dengan drastis. Masalahnya adalah meskipun hal ini bisa membuat berat badan turun, hal ini juga akan mengacaukan sistem metabolisme tubuh.

Kondisi ini dipicu oleh tubuh yang harus tetap melakukan aktivitas dengan normal dengan kalori yang lebih sedikit. Dengan sumber energi yang minim, tubuh pun memperlambat metabolisme dan menurunkan massa otot demi menyiasatinya.

  1. Dehidrasi

Selain menerapkan diet ketat, kebiasaan kurang minum yang bisa menyebabkan dehidrasi juga mampu membuat sistem metabolisme berjalan dengan lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya cairan tubuh yang cukup demi mendukung kinerja dari sistem ini. Selain itu, banyak organ tubuh yang akhirnya memperlambat kinerjanya akibat rendahnya kadar cairan di dalam tubuh.

  1. Menerapkan diet garam yang tidak tepat

Banyak orang yang kini menerapkan pola makan dengan menggunakan jenis garam kekinian yang disebut-sebut memiliki banyak khasiat. Masalahnya adalah beberapa jenis garam ini cenderung memiliki kandungan yodium yang sangat minim. Padahal, kelenjar tiroid, kelenjar yang berperan besar dalam mengendalikan sistem metabolisme tubuh membutuhkan yodium untuk bekerja dengan maksimal.

Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter atau pakar diet demi memastikan bahwa tubuh mendapatkan yodium dengan cukup.

  1. Kekurangan asupan kalsium

Kalsium tidak hanya dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang. Tanpa asupan kalsium yang cukup, maka sistem metabolisme tubuh akan mengalami perlambatan. Karena alasan inilah sebaiknya kita mengonsumsi makanan atau minuman yang bisa menyediakan kalsium dalam jumlah yang tinggi seperti susu sapi, susu kedelai, ikan salmon, jus jeruk, tempe, dan tahu demi menjaga kesehatan.

  1. Stres kronis

Stres akan membuat jumlah hormon kortisol meningkat di dalam tubuh. Masalahnya adalah hal ini akan memicu kekacauan hormon dan akhirnya membuat sistem metabolisme tubuh mengalami masalah.

  1. Hobi mengonsumsi makanan berlemak

Makanan dengan kandungan lemak tinggi seperti gorengan, makanan cepat saji, makanan bersantan, dan lain-lain memang sangat nikmat untuk dikonsumsi. Sayangnya, hal ini bisa menyebabkan resistensi insulin, kondisi yang bisa mengacaukan sistem metabolisme tubuh sekaligus meningkatkan risiko obesitas serta diabetes.

Hindari berbagai hal ini demi menjaga sistem metabolisme tubuh tetap normal sehingga tubuh pun akan tetap sehat dan tidak mudah terkena penyakit.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Operasi Hidung: Jenis, Prosedur, Risiko, dan Biaya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

operasi-hidung-doktersehat

DokterSehat.Com – Operasi untuk memperindah bentuk hidung memang cukup populer, tapi ternyata operasi hidung tidak selalu terkait dengan keperluan kecantikan. Selain untuk memperindah bentuk hidung, terdapat juga jenis operasi hidung yang dilakukan karena kondisi medis tertentu.

Apa Itu Operasi Hidung?

Operasi hidung adalah prosedur operasi yang dilakukan pada hidung, baik itu bagian luar hidung maupun bagian dalam hidung.

Tujuan operasi hidung dapat berbeda-beda mulai dari untuk sekedar memperbaiki bentuk hidung, mengatasi masalah pernapasan tertentu, atau memperbaiki cacat hidung yang diakibatkan cacat lahir atau cedera.

Seseorang dapat memiliki lebih dari satu alasan untuk menjalani operasi hidung. Sebelum memutuskan untuk melakukan operasi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis sebelumnya.

Apabila tindakan operasi dilakukan berdasarkan alasan estetika, harus dipastikan bahwa hasil operasi tidak akan mengganggu fungsi pernapasan hidung. Antara keindahan bentuk hidung dan efisiensi pernapasan keduanya berada pada prioritas yang sama.

Operasi hidung juga bisa dilakukan untuk mengatasi masalah aliran udara hidung yang penyebabnya beragam. Kondisi ini dapat disebabkan oleh septum (pembatas rongga) hidung menyimpang, turbinat hidung yang membesar, penyempitan atau hancurnya bukaan hidung, polip hidung, pembengkakan mukosa hidung karena alergi atau iritasi, atau kombinasi dari beberapa kondisi tersebut.

Kondisi lain yang membutuhkan operasi hidung adalah seperti obstructive sleep apnea (OSA), yaitu gangguan yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas ketika tidur karena adanya penyumbatan pada jalan napas.

Jenis Operasi Hidung

Operasi hidung dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah 4 jenis operasi hidung yang perlu Anda ketahui:

1. Turbinoplasty

Turbinoplasty atau turbinate reduction adalah prosedur operasi hidung untuk memotong atau mengeluarkan turbinat dari dalam hidung.

Turbinat adalah struktur kecil dalam hidung yang membersihkan dan melembapkan udara yang melewati hidung ke paru-paru. Turbinat terbuat dari struktur tulang yang dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah dan selaput lendir di bagian luar.

Turbinat dapat mengalami pembengkakan dan peradangan akibat alergi, iritasi, maupun infeksi, sehingga menyebabkan obstruksi pada hidung dan produksi lendir berlebih yang menyebabkan pernapasan tersumbat. Kondisi ini lah yang menyebabkan turbinoplasty diperlukan.

2. Septoplasty

Septoplasty adalah prosedur operasi hidung yang dilakukan untuk memperbaiki cacat atau kelainan bentuk septum hidung.

Septum merupakan struktur yang terbuat dari tulang dan tulang rawan yang merupakan pembatas kedua rongga hidung. Apabila septum menyimpang, maka akan menyumbat salah satu sisi hidung dan aliran udara dapat terganggu.

Septoplasty dilakukan untuk meluruskan septum sebisa mungkin dengan cara menghilangkan bagian yang menyimpang dan merestrukturisasi tulang dan tulang rawan yang tersisa.

Prosedur ini dilakukan ketika terjadi kondisi seperti:

  • Deviated septum, kondisi di mana septum tidak berada dalam garis lurus vertikal hingga menyebabkan aliran udara terhambat.
  • Penyimpangan septum akibat cacat lahir atau cedera.
  • Koreksi cacat sumbing yang memengaruhi hidung dan rongga hidung.

3. Rhinoplasty

Rhinoplasty adalah prosedur operasi hidung untuk tujuan kecantikan.

Prosedur ini dapat mengurangi atau menambahkan ukuran hidung, mempersempit rentang lubang hidung, mengubah sudut antara hidung dan bibir atas, dan mengubah ujung atau jembatan hidung. Prosedur ini juga terkadang dapat membantu mengatasi masalah pernapasan.

4. Rhinosseptoplasty

Rhinosseptoplasty adalah prosedur operasi hidung yang tidak hanya melibatkan Septoplasty, tapi juga Rhinoplasty. Prosedur operasi hidung ini dibutuhkan pada kasus deviasi septum yang lebih kompleks.

Prosedur Operasi Hidung

Prosedur operasi hidung pada dasarnya berbeda-beda bergantung pada jenis operasi hidung dan jenis kasus yang ditangani. Operasi hidung tidak selalu membutuhkan rawat inap setelahnya, beberapa kasus hanya membutuhkan rawat jalan.

Penggunaan anestesi untuk operasi hidung juga dapat berupa anestesi lokal dan juga dapat berupa anestesi umum. Rata-rata prosedur operasi hidung memakan waktu sekitar 2 jam.

Sebuah splint atau belat mungkin akan dipasangkan di hidung untuk mempertahankan bentuk baru hidung. Sedangkan untuk operasi pada septum sebuah belat plastic yang lunak mungkin akan ditempatkan di dalam lubang hidung untuk menstabilkan septum.

Seseorang yang menjalani operasi hidung biasanya dapat kembali beraktivitas normal setelah satu minggu atau lebih beristirahat. Dokter akan memberikan petunjuk tentang apa saja hal yang harus diperhatikan selama masa pemulihan.

Risiko Operasi Hidung

Setiap prosedur operasi memiliki risiko dan berpotensi menimbulkan efek samping tertentu, begitu juga dengan operasi hidung. Berikut adalah risiko operasi hidung yang mungkin akan Anda rasakan:

  • Wajah terasa bengkak
  • Nyeri pada hidung
  • Sakit kepala
  • Bengkak atau memar di sekitar mata
  • Pendarahan kecil
  • Pembuluh darah kecil pecah dan menimbulkan bintik-bintik merah di permukaan kulit.

Efek samping di atas termasuk ke dalam efek samping jangka pendek dari operasi hidung. Beberapa kasus menunjukkan efek samping pembengkakan hingga berbulan-bulan, terutama di bagian ujung hidung.

Ikuti petunjuk dokter, termasuk dalam penggunaan obat yang diberikan untuk membantu pemulihan untuk mencegah terjadinya risiko yang tidak diinginkan.

Biaya Operasi Hidung

Biaya operasi hidung beragam, bergantung pada rumah sakit yang menyelenggarakannya. Selain itu, pilihan obat bius yang digunakan dan juga jenis operasi yang dilakukan tentunya juga akan memengaruhi biaya operasi hidung ini.

Operasi hidung jenis rhinoplasty membutuhkan biaya sekitar Rp11.000.000 hingga Rp17.000.000. Biaya ini merupakan kisaran biaya operasi hidung di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Apabila ingin melakukan operasi hidung, disarankan untuk menyiapkan biaya tambahan sebagai cadangan. Bisa saja terdapat pemeriksaan atau prosedur lain yang dibutuhkan sebagai penunjang operasi hidung ini dan tentunya akan membutuhkan biaya.

 

Sumber:

  1. Nasal Surgery – Sinus Surgery – https://stanfordhealthcare.org/medical-treatments/n/nasal-surgery.html diakses 11 Juli 2019
  2. Nasal Surgery: Fixing Form and Function – https://www.enthealth.org/be_ent_smart/nasal-surgery-fixing-form-and-function/ diakses 11 Juli 2019

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Tips Menjaga Kesehatan Kulit Bayi (Dilengkapi Mitos Fakta Menurut Dokter)

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

menjaga-kesehatan-kulit-bayi-dr-patricia-aulia

DokterSehat.Com – Kulit bayi tentu masih sangat sensitif, namun tak jarang para ibu mencoba berbagai jenis produk perawatan kulit bayi. Faktanya, penggunaan produk perawatan kulit bayi sekaligus malah dapat menyebabkan iritasi. Ketahui lebih lanjut mengenai menjaga kesehatan kulit bayi!

Berbagai Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Sering Muncul

Berdasarkan pemaparan dr. Patricia Aulia, ada beberapa penyakit kulit pada bayi yang sering sekali muncul yaitu:

1.    Miliaria

Miliaria atau biasa disebut biang keringat adalah salah satu penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi.

Jenis penyakit kulit bayi ini ditandai dengan adanya bintil-bintil kecil berwarna merah dan terkadang dapat berisi cairan dan disertai rasa gatal. Akibatnya, bayi pun sering rewel dan susah tidur. Oleh karena itu, jika bayi mengalami miliaria, maka harus segera diobati.

Cara mengobati biang keringat (miliaria) pada bayi:

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemerahan dan gatal adalah dengan menjauhkan bayi di tempat yang panas dan membawanya ke tempat yang sejuk. Selalu perhatikan kondisi pakaian bayi. Jika pakaian bayi sudah berkeringat, maka gantilah pakaiannya.

Biang keringat pada bayi dapat diobati dengan menggunakan krim steroid potensi rendah. Gunakan krim steroid tersebut sesuai resep dokter agar tujuan pengobatan bisa tercapai dan terhindar dari efek samping.

2. Dermatitis Atopik/Eksim

Setelah biang keringat, dermatitis atopik merupakan masalah kulit yang sering terjadi pada bayi. Bayi yang memiliki riwayat turunan alergi dan asma dari orang tuanya memiliki peluang mengalami dermatitis atopik yang lebih tinggi. Sama seperti biang keringat, dermatitis atopik juga menimbulkan rasa gatal dan kemerahan pada kulit bayi.

Gejala dermatitis atopik pada bayi adalah munculnya ruam kemerahan pada kedua pipi bayi, yang sangat gatal. Selain pipi, dermatitis atopik juga sering mengenai daerah lipatan siku dan lipatan lutut. Ruam dermatitis atopik bersifat hilang-timbul dan dapat kambuh kembali.

Cara mengobati eksim susu (dermatitis atopik) pada bayi:

Cara mengatasi dermatitis atopik adalah dengan menggunakan krim steroid potensi rendah sesuai dengan resep dokter.

Bayi yang mempunyai dermatitis atopik mempunyai tipe kulit yang sangat kering dan sensitif sehingga perlu perhatian khusus dalam perawatan kulitnya. Untuk mencegah kekambuhan dermatitis atopik, selalu gunakanlah sabun yang lembut dan pelembab tanpa wewangian.

3. Diaper Rash (Ruam Popok)

Sebagian besar bayi yang memakai popok sering mengalami diaper rash atau dikenal juga dengan istilah ruam popok. Gejala ruam popok ditandai dengan kulit kemerahan, gatal, bahkan bisa disertai munculnya nanah dan demam.

Ruam popok adalah penyakit kulit pada bayi dikarenakan kulit yang tertutup popok teriritasi oleh urine atau feses bayi. Selain iritasi urine dan feses, diaper rash juga disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri. Hipersensitivitas kulit bayi terhadap bahan popok juga bisa menjadi penyebab bayi mengalami ruam popok.

Cara mengobati ruam popok (diaper rash) pada bayi:

  • Sering mengganti popok
  • Gunakan krim yang mengandung zinc oxide untuk menjaga barrier kulit bayi
  • Gunakan krim yang mengandung Aloe Vera dan vitamin E
  • Gunakan krim steroid potensi rendah untuk mengurangi peradangan dan kemerahan
  • Gunakan krim antijamur (harus dengan resep dokter) untuk mencegah pertumbuhan jamur pada area popok yang dapat memperparah kondisi kulit dan memperlambat penyembuhan.

Setelah mengetahui apa saja  penyakit kulit bayi yang umum terjadi, tentu para ibu harus paham seperti apa kriteria kulit bayi yang sehat. Begini ciri-ciri kulit bayi yang sehat:

  • Tidak kering
  • Tidak bersisik
  • Tidak ada kemerahan
  • Tidak terdapat gatal pada kulit,
  • Halus dan lembut ketika diraba.

Tips Merawat Kulit Bayi yang Perlu Diketahui Orang Tua

Merawat kulit bayi sebenarnya tidak sulit asalkan tahu cara yang benar. Khusus untuk perawatan kulit bayi sehari-hari, bisa lakukan hal-hal berikut ini:

  1. Gunakan air hangat saat memandikan bayi. Jangan terlalu panas karena dapat menyebabkan kulit kering dan kemerahan.
  2. Gunakan sabun mandi khusus bayi, terutama apabila kulit bayi sensitif. Apabila bayi mengalami eksim/dermatitis atopik, pilihlah sabun mandi hipoalergenik. Ini artinya sabun tersebut terbuat dari bahan-bahan yang aman dan tidak menyebabkan alergi.
  3. Setelah dimandikan, keringkan kulit bayi dengan handuk lembut dan pastikan kulit benar-benar kering sebelum menggunakan popok. Kulit yang lembap dapat menyebabkan pertumbuhan jamur pada daerah popok, sehingga memicu ruam popok.
  4. Gunakan moisturizer/pelembap terutama pada bayi dengan eksim. Pilihlah moisturizer tanpa pewangi yang berlebihan.
  5. Hati-hati saat menggunakan produk minyak penghangat atau bedak, mengingat banyak produk tersebut yang terbuat dari bahan kimia yang dapat mencetuskan iritasi, terutama pada area popok.
  6. Gunakan pakaian yang berbahan lembut, nyaman untuk bergerak, dan dapat menyerap keringat dengan baik.
  7. Sesuaikan pakaian bayi dengan suhu udara. Banyak orang tua yang memakaikan pakaian bayi hingga berlapis-lapis agar bayi merasa hangat, padahal suhu udara sedang sangat panas. Bayi yang memakai pakaian terlalu banyak dan tebal bisa jadi akan berkeringat dan menyebabkan miliaria.

Mitos dan Fakta Perawatan Kulit Bayi

Ada banyak fakta dan mitos perawatan kulit bayi yang banyak tersebar di masyarakat. Sebelum salah dalam mengartikannya, ada baiknya kita ketahui dulu apa saja yang salah dan benar. Berikut ini beberapa mitos dan fakta perawatan kulit bayi menurut dr. Patricia Aulia:

1.    Penggunaan sabun antiseptik, apakah perlu?

Salah satu faktor penting dalam merawat kulit bayi adalah pemilihan sabun mandi yang benar. Banyak yang mengira bahwa sabun mandi antiseptik baik dalam memelihara kesehatan kulit bayi karena dapat membunuh kuman penyebab ruam atau eksim.

Faktanya, sabun antiseptik memiliki senyawa kimia yang terlalu keras untuk kulit bayi yang masih sensitif. Penggunaannya malah dapat menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit. Sebaiknya pilih sabun bayi yang lembut dan tanpa pewangi yang berlebihan.

2.    Eksim susu disebabkan pipi bayi yang terkena ASI, apakah benar?

Banyak Ibu yang tidak mau menyusui bayi secara langsung karena takut ASI tumpah ke pipi bayi dan menyebabkan eksim susu. Hal ini tidak benar!

Faktanya, eksim susu adalah peradangan kulit pada bayi yang disebabkan karena faktor genetik/bawaan. Selain itu, menyusui langsung tanpa pompa juga mempunyai banyak dampak positif seperti mempererat ikatan emosional antara ibu dan bayi.

3.    Membersihkan kulit bayi dengan tisu basah, apakah aman?

Tisu basah sering digunakan untuk membersihkan kulit bayi seperti untuk mengelap mulut bayi sehabis makan sampai membersihkan daerah popok. Sebenarnya, apakah tisu basah aman untuk bayi?

Faktanya, tisu basah mengandung senyawa kimia dan alkohol sehingga apabila penggunaannya tidak tepat dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit kulit.

Selain itu, membersihkan dengan tisu basah juga menyebabkan tertinggalnya sisa sabun pada kulit yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. Sebaiknya, kulit bayi dibersihkan dengan menggunakan kain atau handuk bersih dan air dan jangan lupa dikeringkan.

Tisu basah boleh saja dipakai saat bepergian jauh dari rumah karena lebih praktis, namun jangan terlalu sering.

Pertanyaan Seputar Menjaga Kesehatan Kulit Bayi (Dijawab oleh dr. Patricia Aulia)

DokterSehat bersama @KelasMomBaby dan @sharingmombaby mengadakan tanya-jawab langsung bersama dr. Patricia Aulia melalui grup WhatsApp. Berikut beberapa pertanyaan seputar perawatan kulit bayi yang dijawab langsung oleh dr. Patricia Aulia:

Nama: Siti Maudy Agustini
Usia anak: 18 bulan

Anak saya pernah di lehernya seperti ada bentol-bentol kecil dan merah seperti kaligata. Awalnya saya kira karena alergi atau keringat, tapi esok harinya muncul lagi di bagian yang sama padahal anak saya tidak berkeringat. Kira-kira itu kenapa dan bagaimana cara mengatasinya?

Jawaban:
Di dunia medis kaligata disebut sebagai urtikaria. Ciri khas urtikaria adalah ruam kemerahan yang timbul dan hilang dalam 24 jam dan biasa disertai rasa gatal. Segera bawa ke pusat pelayanan medis terdekat apabila terjadi susah napas dan bengkak pada mulut maupun kelopak mata.

Penyakit ini memang bersifat hilang timbul dan sering kambuh. Selain perubahan suhu, urtikaria sering juga dicetuskan oleh makanan seperti telur, susu, kacang-kacangan, dan debu. Anda dapat mencoba menghindari faktor-faktor pemicunya, namun apabila sakit masih berlanjut sebaiknya konsultasikan kepada dokter spesialis kulit atau dokter spesialis anak terdekat.

 

Nama: Indry
Usia anak: 4 bulan

Apakah bedak salicyl bisa digunakan sebagai pengganti diaper rash cream?

Jawaban:
Bedak salicyl tidak direkomendasikan untuk ditaburkan pada area popok dan daerah kelamin. Hal ini disebabkan karena bedak salicyl memiliki kandungan zat asam salisilat yang dapat menyebabkan terkikisnya kulit, sehingga dapat memicu iritasi, kemerahan dan gatal-gatal.

 

Nama: Arih Farida
Usia anak: 24 bulan

Apakah sebenarnya penggunaan minyak telon dianjurkan untuk bayi? Mengingat kulit bayi masih sangat sensitif, sedangkan dalam minyak telon mungkin terkandung bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit bayi.

Jawaban:
Minyak telon mengandung 3 jenis komposisi minyak alami, yaitu minyak kayu putih, minyak adas, dan minyak kelapa. Minyak telon boleh diberikan, namun dicoba dengan jumlah yang sedikit terlebih dahulu untuk dapat dinilai apakah terjadi reaksi alergi atau tidak. Sebaiknya penggunaannya tidak diberikan bersamaan sekaligus atau dicampur dengan bahan lain seperti bedak atau baby oil. Pillihlah produk yang sudah diakui BPOM.

 

Nama: Ita Murtaziqoh
Usia anak: 4 bulan

Bagaimana cara mengatasi kulit kering seperti kerak di kepala bayi?

Jawaban:
Dapat menggunakan shampoo yang mengandung Selenium sulfide dan Zinc. Anda juga dapat mencoba mengoleskan Petroleum jelly selama 5-10 menit sebelum memberikan sampo untuk melembutkan sisik pada kulit kepala bayi, sehingga mudah dilepaskan.

 

Nama: Iffati Aulia
Usia anak: 10 bulan

Apakah benar agar terlindung dari sinar UV, bayi membutuhkan sunscreen? Jika ya, adakah anjuran cara pemakaian untuk bayi dan sunscreen seperti apa yang boleh digunakan untuk bayi?

Jawaban:
Ya, penggunaan sunscreen sudah diperbolehkan untuk bayi berumur di atas 6 bulan. Gunakanlah sunscreen berlabel broad spectrum yang berarti mempunyai perlindungan terhadap UVA dan UVB sekaligus dengan spf minimal 15. Pemakaian sunscreen sebaiknya pada daerah kulidioleskan 20 menit sebelum paparan matahari.

——

Aasih punya pertanyaan lain? Segera konsultasikan langsung dengan tim dokter dari DokterSehat secara GRATIS!

Cukup follow dan tanyakan langsung pertanyaan Anda melalui Social Media DokterSehat berikut ini:

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Tumor Otak: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

tumor-otak-doktersehat

Doktersehat.com – Tumor otak merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat perkembangan (proliferasi) abnormal dari jaringan di otak. Tidak semua tumor otak dapat berubah menjadi ganas, sebagian tetap berupa tumor jinak.

Penyebab Tumor Otak

Tumor otak dapat berasal dari sel otak itu sendiri (bersifat primer), atau dapat pula terjadi akibat metastasis sel kanker dari organ lain ke otak melalui aliran darah atau limfe (bersifat sekunder).

Para ahli kesehatan dan peneliti mengemukakan penyebab tumor otak belum dapat diketahui secara pasti dan menyeluruh. Akan tetapi, penelitian menemukan bahwa perkembangan cepat dan abnormal yang terjadi pada sel otak merupakan penyebab tumor otak berkembang menjadi ganas.

Tumor otak, sama seperti tumor lainnya terbentuk karena perubahan DNA di dalam sel. DNA adalah senyawa kimia yang membentuk gen, mengontrol bagaimana sel-sel tubuh berfungsi.

Gejala Tumor Otak

Gejala tumor otak tergantung dari lokasi, ukuran dan jenis tumor otak itu sendiri. Untuk tumor otak yang sangat kecil dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali, namun untuk tumor otak yang cenderung besar dapat menimbulkan gejala.

Berikut gejala umum tumor otak, antara lain:

  • Sakit kepala.
  • Kejang atau epilepsi.
  • Penurunan kesadaran.
  • Muntah proyektil.
  • Gangguan dari sistem persarafan.

baca juga: Tak Hanya Indah, Tanaman Hias ini Juga Bisa Cegah Kanker Otak

Diagnosis Tumor Otak

Penentuan jenis tumor perlu dilakukan oleh dokter untuk memperkirakan seberapa parah penyakit dan merencanakan pengobatan yang akan dilakukan. Beberapa langkah pemeriksaan yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. CT scan dan MRI

Untuk pasien-pasien yang di curigai atau telah terdiagnosa tumor otak, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan CT Scan dan MRI untuk melihat adanya tumor otak atau tidak.

2. Foto polos dada

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu mengetahui apakah tanda tumor otak tadi berasal dari suatu metastatis yang biasanya kemungkinan terbesar dari tumor yang berasal dari dada.

3. Pemeriksaan cairan serebrospinal

Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya suatu sel-sel tumor otak dan juga sebagai marker tumor. Namun, biasanya pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama untuk pasien yang mempunyai massa otak yang lumayan besar. Dan umumnya, diagnosis yang dilakukan dalam bentuk diagnosis histologik ini ditegakkan melalui suatu pemeriksaan patologi anatomi.

4.  Biopsi stereostatik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis adanya suatu kedudukan pada tumor yang ada di dalam juga untuk memberikan suatu dasar pada pengobatan dan juga informasi pada prognosis.

Pengobatan Tumor Otak

Seperti dijelaskan sebelumnya, tumor otak merupakan salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Pasalnya, tumor otak ada yang bersifat jinak maupun ganas. Selain mengetahui tentang gejala dan penyebab tumor otak, Anda juga perlu untuk mengetahui pengobatan tumor otak.

Berikut ini adalah beberapa jenis pengobatan yang bisa digunakan untuk mengusahakan kesembuhan tumor otak, di antaranya:

1. Operasi

Prosedur pengangkatan tumor otak melalui operasi membutuhkan observasi yang mendalam sebelum prosedur medis ini dilakukan. Sel tumor yang terus bertambah ukurannya maupun menyebar bisa membahayakan otak secara keseluruhan. Namun, jika operasi berpotensi membahayakan jaringan otak yang sehat, maka dokter hanya akan mengangkat tumor sebagian agar tidak terjadi efek yang tidak diinginkan.

2. Kemoterapi

Kemoterapi adalah prosedur pengobatan dengan memanfaatkan obat-obatan kimiawi baik melalui injeksi/suntikan maupun oral.

3. Radioterapi

Selain kemoterapi, radioterapi juga bisa menjadi alternatif pengobatan untuk penderita tumor otak. Pengobatan radioterapi menggunakan sinar radiasi yang dosis atau intensitasnya disesuaikan dengan parah tidaknya tumor, maupun usia dan kondisi badan penderita.

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Fexofenadine – Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

efek-samping-fexofenadine-doktersehat

DokterSehat.Com – Fexofenadine obat apa? Fexofenadine adalah obat yang digunakan untuk meredakan beberapa gejala alergi. Obat Fexofenadine termasuk obat keras, sehingga Anda memerlukan resep dokter untuk bisa membelinya di apotek.

Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang Fexofenadine termasuk informasi tentang bentuk sediaan, manfaat, cara kerja, nama dagang, indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, dan harga obat Fexofenadine.

Rangkuman Informasi Obat Fexofenadine

Nama Fexofenadine
Golongan Obat Obat Keras
Kelas Terapi Antihistamin non-sedatif
Manfaat Meredakan gejala alergi dan gejala peradangan
Cara Kerja Menghalangi pelepasan histamin di dalam tubuh
Nama Dagang Fexofenadine HCl, Fexotabs, Fexoved, Telfast, dan lainnya
Bentuk Sediaan Tablet salut selaput
Indikasi Alergi nasal, rhinitis alergi, urtikaria, dan lainnya
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Dosis 30 mg-180 mg sehari (tergantung usia dan kondisi pasien)
Cara pakai Diminum setelah makan
Efek samping Sakit kepala, nyeri punggung, pilek, reaksi alergi, dan lainnya
Harga Rp40.000-120.000/strip (10 tablet)

Manfaat Fexofenadine

Fexofenadine memiliki manfaat untuk meredakan gejala alergi dan gejala peradangan. Gejala alergi dan peradangan yang bisa diredakan adalah gejala karena alergi obat, alergi musiman karena perubahan cuaca, gigitan serangga, dan urtikaria.

Obat yang mengandung Fexofenadine sering kali digunakan pada terapi alergi nasal, rhinitis alergika dan rhinitis vasomotor. Akan tetapi, kandungan ini dinilai kurang efektif untuk mengatasi kongesti hidung.

Golongan obat yang termasuk antihistamin non-sedatif ini cukup efektif untuk mengatasi demam, gatal-gatal, ruam kulit, pilek, bersin-bersin, mata merah, mata berair, mata gatal, dan tenggorokan gatal.

Manfaat Fexofenadine juga bisa untuk menyembuhkan gejala urtikaria seperti ruam kulit, gatal, dan kulit kemerahan. Tidak hanya menyembuhkan, pemakaian Fexofenadine yang sesuai aturan juga bisa mencegah urtikaria.

Cara Kerja Fexofenadine

Sebagaimana obat golongan antihistamin pada umumnya, Fexofenadine juga memiliki cara kerja yang sama. Fexofenadine bekerja dengan cara menghalangi efek histamin di dalam tubuh. Histamin adalah suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.

Jadi, saat Fexofenadine berhasil mencegah pelepasan histamin tubuh, maka gejala alergi atau gejala peradangan bisa dicegah atau diredakan bila sudah terjadi. Tidak semua pasien memiliki respons yang sama terhadap cara kerja Fexofenadine.

Nama Dagang Obat yang Mengandung Fexofenadine

Fexofenadine dijual dalam berbagai jenis nama dagang. Setiap nama dagang mungkin memiliki harga, jumlah dosis, dan jumlah unit yang berbeda. Akan tetapi, manfaat semua nama dagang obat tersebut tidak berbeda karena sama-sama mengandung Fexofenadine.

Berikut ini adalah beberapa nama dagang obat yang mengandung Fexofenadine:

  1. Fexofenadine HCl
  2. Fexotabs
  3. Fexoved
  4. Telfast
  5. Telfast BD
  6. Telfast HD
  7. Telfast OD
  8. Telfast Plus
  9. Sandoz Fexal
  10. Dan lainnya

Bentuk Sediaan Fexofenadine

Fexofenadine adalah obat antihistamin oral yang memiliki bentuk sediaan berupa tablet salut selaput. Namun, ada juga yang berbentuk kaptabs pelepasan lambat. Kekuatan dosis setiap tablet Fexofenadine bervariasi.

Beberapa jenis kekuatan dosis Fexofenadine adalah 30 mg, 60 mg, 120 mg, dan 180 mg. Ada nama dagang obat yang mengandung Fexofenadine tunggal, tetapi ada juga nama dagang obat yang memiliki kandungan kombinasi.

Obat Fexofenadine biasanya dikombinasikan dengan Pseudoefedrin HCl. Hal ini dikarenakan Pseudoefedrin HCl memiliki manfaat terhadap kongesti hidung di mana  Fexofenadine kurang efektif untuk hal tersebut.

Penyimpanan Fexofenadine sebaiknya dilakukan dengan benar. Jangan menyimpan Fexofenadine di tempat  yang mudah dijangkau anak-anak. Hindari penyimpanan Fexofenadine di tempat yang mudah terkena paparan sinar matahari.

Indikasi Fexofenadine

Obat alergi ini harus digunakan sesuai aturan mengingat ini adalah obat keras. Aturan pakai Fexofenadine adalah memiliki indikasinya. Jadi, hanya orang yang membutuhkan yang bisa menggunakannya.

Berikut ini adalah beberapa indikasi Fexofenadine:

  • Reaksi alergi obat
  • Alergi nasal
  • Rhinitis alergi
  • Rhinitis alergi musiman
  • Rhinitis vasomotor
  • Reaksi pasca digigit serangga
  • Urtikaria idiopatik kronis
  • Neutropenia yang diinduksi sitotoksik

Kondisi-kondisi tersebut biasanya mengakibatkan beberapa gejala yang mirip, yakni seperti demam, gatal-gatal, ruam kulit, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, mata merah, mata berair, mata gatal, dan tenggorokan gatal.

Kontraindikasi Fexofenadine

Fexofenadine tidak bisa digunakan pada pasien yang memiliki masalah hipersensitivitas terhadap komponen obat. Orang dengan kondisi ini bisa mengalami reaksi alergi yang berakibat fatal jika tetap menggunakan Fexofenadine.

Peringatan Penggunaan Obat Fexofenadine

Meskipun belum tentu kontraindikasi dengan Fexofenadine, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat alergi ini.

Berkonsultasilah dengan dokter Anda sebelum menggunakan Fexofenadine jika Anda memiliki salah satu dari kondisi di bawah ini:

  • Sedang hamil atau berencana hamil
  • Sedang menyusui
  • Mengalami gangguan fungsi ginjal
  • Mengalami gangguan fungsi hati
  • Beri tahu semua nama obat medis, obat herbal, suplemen makanan, dan multivitamin yang sedang digunakan
  • Menggunakan obat antasida, eritromisin, atau ketoconzole

Dosis Fexofenadine

Gunakanlah Fexofenadine sesuai dengan dosis yang tepat. Dosis Fexofenadine tergantung pada usia dan kondisi medis pasien, yakni berkisar antara 30 mg hingga 180 mg dalam sehari dengan dosis terbagi ataupun tunggal. Oleh karena itu, diperlukan resep dokter agar dosis Fexofenadine bisa sesuai.

Efek Samping Fexofenadine

Penggunaan Fexofenadine bisa menimbulkan beberapa efek samping. Efek samping yang mungkin muncul bisa ringan hingga serius.

Berikut ini adalah efek samping Fexofenadine yang umum terjadi:

  • Sakit kepala
  • Nyeri punggung
  • Hidung tersumbat
  • Radang tenggorokan
  • Nyeri di area sinus
  • Mengantuk
  • Kelelahan

Penggunaan Fexofenadine juga bisa menimbulkan beberapa efek samping yang lebih serius meskipun jarang terjadi:

  • Urtikaria
  • Pruritus
  • Kulit kemerahan
  • Reaksi alergi (gatal-gatal, ruam kulit, sulit bernafas, sakit perut, mual, muntah, dan pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan Anda)
  • Demam
  • Batuk yang parah
  • Gangguan di area telinga
  • Sulit menelan
  • Rewel (pada anak)
  • Ataksia
  • Dismenore
  • Halusinasi
  • Tremor
  • Aritmia ventrikel
  • Psikosis
  • Kejang
  • Koma

Segera hentikan penggunaan Fexofenadine jika Anda mengalami salah satu dari efek samping yang telah disebutkan. Carilah bantuan medis terdekat agar efek samping tidak berkembang semakin buruk.

Harga Fexofenadine

Harga Fexofenadine tergantung pada nama dagang, kekuatan dosis, dan kuantitas obat dalam satu unit kemasan. Umumnya, Fexofenadine dijual dengan harga Rp40.000-120.000/strip (10 tablet).

 

 

Sumber:

  1. PIONAS-BPOM: FEKSOFENADIN HCL. http://pionas.pom.go.id/monografi/feksofenadin-hcl [diakses pada 9 Juli 2019]
  2. Drugs: Fexofenadine. https://www.drugs.com/mtm/fexofenadine.html [diakses pada 9 Juli 2019]
  3. MedlinePlus: Fexofenadine. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a697035.html [diakses pada 9 Juli 2019]
  4. DrugInfoSys: Fexofenadine. http://www.druginfosys.com/drug.aspx?drugcode=1116&type=1 [diakses pada 9 Juli 2019]

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.